Pengen ke Jepang? Cekidot Budaya Mahasiswa di Jepangnya Dulu~ Part II

Ohayoouuu \(^o^)/ Melanjutkan artikel sebelumnya Pengen ke Jepang? Cekidot Budaya Mahasiswa di Jepangnya Dulu~ Part I ya~ Mari di baca 😉 Setelah kamu mengenali kelebihan dan kebiasaan-kebiasaan mahasiswa Jepang pada khususnya dan masyarakat Jepang pada umumnya. Sekarang saatnya kamu memprediksi apa aja yang akan menjadi problems selama di Jepang. Lebih baik mempersiapkan dirimu hingga untuk hal yang tidak menyenangkan. Kuliah di Jepang, pastinya akan memberikan pengalaman yang menyenangkan, tetapi di belakang itu yang namanya masalah juga sudah pasti ada. Disini, kamu harus belajar untuk mencoba mengatasi masalah tersebut. Carilah “masalah” sebanyak mungkin supaya nanti kamu tahu penyelesaian dari berbagai masalah tersebut. Tentu aja  cari “masalah” di sini adalah berusaha terus mengeksplorasi hal-hal yang baru. Beberapa ini adalah kasus dari “masalah” tersebut.

Culture Shock

culture shock_ Mango ToursIni masalah yang pasti selalu dirasakan oleh perantau manapun. Karena kita akan mengalami proses peralihan dari zona yang lama ke zona yang baru. Gegar budaya ini biasanya hanya dirasakan pada pertengahan bulan pertama saja, bukan di awal kedatangan kita. Karena saat pertama kali kita menginjakkan kaki di Jepang, yang ada hanyalah euphoria-euphoria. Dan seiring dengan berjalanannya waktu, euphoria tersebut mulai tergeserkan dengan culture shock ini. Banyak hal yang harus segera kita sesuaikan, mulai dari makanan, bahasa, lingkungan, termasuk juga prosedur membuang sampah berdasarkan jenis dan hari, bahkan sampai penyesuaian jam biologis yang baru. Dan termasuk bagaimana mempertahankan kebiasaan baik yang biasa dilakukan ketika di Indonesia. Hal terbaik yang kamu lakukan adalah, mencobalah berbaur dengan masyarakat Jepang. Karena mereka lah yang akan menjadi orang terdekat yang akan membantumu untuk lebih mengenal budaya mereka.

Bahasa

305173_463767103677428_615067827_n Kalau waktu belajar di Indonesia, maka kita hanya butuh memahami materinya saja, mengingat pendidikan tersebut disampaikan dengan bahasa Indonesia. Sedangkan jika di Jepang, kita harus melewati dua tahapan memahami, yaitu memahami apa yang dimaksudkan sensei, baru kemudian memahami materi kuliah itu sendiri. Kemampuan bahasa Inggris sensei juga bervariasi, ada yang fasih, malah ada yang sering campur dengan nihonggo. Bahasa Inggris lebih sering digunakan ketika dalam forum zemi (seminar), jyugyou (kuliah), dan akademi lainnya. Selama itu berada dalam lingkungan akademik (lab, kelas, seminar), bahasa Inggris biasa jadi pengantar. Tapi, jika di luar itu, orang-orang Jepang kerap menggunakan bahasa lokal. Tidak peduli kepada orang asing sekalipun, nampak tidak ada rasa bersalah di wajah mereka saat orang asing kebingungan karena tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan. Sebagai solusinya, kamu harus mengikuti kelas nihonggo. Semua akan lebih mudah jika kamu menguasai atau fasih nihonggo (bahasa Jepang).

Kehidupan sehari-hari

Japan-in-a-Day

Bisa dibilang malam di Jepang sangat pendek dan otomatis membuat waktu siang menjadi lebih panjang. Mau ga mau, jam biologis kita ikut berubah drastis. Biasanya pagi-pagi kamu akan belajar nihonggo baru kemudian kuliah dan riset. Menariknya, sebagian besar kuliah itu tidak ada ujian (Good news apa badnews nih?? :P). Yang ada cuma tugas dan laporan akhir. Awal datang ke Jepang kamu mungkin selalu mengkonversikan harga. Harga berapa yen selalu dikonversikan ke rupiah. Jadinya, setiap barang pasti kerasa mahal dan akhirnya ga jadi beli. Mau belanja juga sangat perhitungan karena dikonversikan ke rupiah. Memang harganya segitu, kalau dikonversikan terus yang ada malah ga akan belanja-belanja dan makan. Intinya, apa  yang mau dibeli, dibeli aja. Tidak usah terlalu perhitungan kalau memang butuh. Bagaimanapun juga, harga segitu memang harga yang wajar untuk masyarakat Jepang. IMG_0822Dan ini yang ga kalah penting, mumpung lagi di Jepang, manfaatkan setiap kesempatan yang ada. Jangan terlalu perhitungan dengan uang sehingga melewatkan kesempatan jalan-jalan. Jangan terlalu sibuk dengan tugas-tugas, sehingga melewatkan kumpul dengan teman-teman. Jangan menutup diri sehingga melewatkan acara yang cuma ada di Jepang. Manfaatkan waktu untuk hal-hal di luar kuliah. Make friends everywhere, jalin pertemanan lewat media organisasi dan olahraga. Mumpung lagi ada kesempatan di luar negeri, manfaatkan sebaik-baiknya.

Homesick

homesick-illus_optHomesick ini wajar, tapi ga usah lebay. Ingat tujuan awal kamu ketika ingin merantau, dan berterimaksihlah karena kamu telah diberi kesempatan menuntut ilmu ke negeri orang. Kalo saran saya, kalau kamu diberi pilihan: diberi liburan, ingin jalan-jalan di Jepang atau pulang ke Indonesia~ Lebih baik kamu memilih jalan-jalan. Mumpung lagi ada kesempatan di luar negeri, manfaatkan untuk menjelajah XD Di era teknologi komunikasi yang makin modern ini, ada banyak “obat” untuk penyakit homesick tersebut. Kamu bisa ber-skype-an dengan keluarga atau teman-teman di Indonesia. Bergaulah selalu dengan orang-orang Jepang karena mereka memiliki pemikiran yang positif sehingga kamu akan ikut terbawa optimis. Saat homesick melanda, teman-temanmu di Jepang akan saling menguatkan dan menghibur. Konon, gejala homesick ini akan berubah menjadi homeshock saat kita kembali ke tanah air kita Indonesia dan ujung-ujungnya kamu malah harus adaptasi lagi (^.^) Nah, setelah membaca semua ini, udah ga ada alasan buat kamu untuk canggung berada dalam masyarakat Jepang. Dekatlah dengan mereka, karena hal ini secara tidak langsung akan membantumu dalam menimba ilmu di negeri sakura ini. Ganbareba dekiru! Ada hal yang ingin anda tanyakan ?  Jangan ragu , silahkan hubungi kami . Konsultasi dengan kami gratis .

Email:  info@konsultanpendidikan.com

Alamat Lengkap Kami

Published by

Tinggalkan Balasan