Wanita yang akrab disapa Nadia ini menjadi salah satu sosok inspiratif, lho. Bagaimana tidak, selain memiliki kesibukan sebagai pengusaha, penulis dan content creator di platform YouTube maupun Instagram, Bunda seorang anak perempuan ini juga menjadi mahasiswa master di Universitas UCL London, Inggris, lho.
Diketahui, Nadia menjadi salah satu dari ribuan calon mahasiswa program beasiswa LPDP, Bunda. Di kampus UCL London, ia mengambil jurusan Digital Media, Culture and Education dengan durasi selama 12 bulan.
Meski memiliki kesibukan yang luar biasa, Nadia tampaknya berhasil mengatur semuanya, ya. Bahkan, Nadia sendiri mengaku tak menyangka bahwa dirinya bisa diterima di kampus tersebut.
“Alhamdulillah, jujur sangat tidak menyangka bisa diterima di kampus terbaik ke 8 di dunia”.
“Saya ingin menjadi individu yang lebih baik.”
“Mempunyai karir yang lebih maju, sehingga bisa bermanfaat untuk keluarga dan lebih banyak orang di lingkungan sekitar saya”.
Nadia nyatanya juga sudah merencanakan untuk membawa anaknya, Ayana, dan sang suami, Bisma Anugerah, ke Inggris. Mereka bahkan sudah menyiapkan berbagai hal, mulai dari riset pada bunda-bunda mahasiswa di sana, akomodasi, hingga cara berhemat hidup di negara tersebut.
Suami dan anak Nadia juga sudah membuat paspor baru serta cek kesehatan untuk keperluan visa.
“Semula anak dan suami saya memang direncanakan untuk ikut ke Inggris. Semua hal telah dipersiapkan, sudah riset ke teman ‘student mama’ yang berhasil membawa keluarga ke luar negeri, sudah survei tempat tinggal atau akomodasi, sudah cari tahu cara berhemat juga”.
Akan tetapi, rencana tersebut tak dapat diwujudkan, Bunda. Ini karena Indonesia masuk dalam daftar negara yang dilarang masuk di masa pandemi COVID-19.
“Namun tiba-tiba Indonesia menjadi red-list countries. Artinya kami harus mengikuti karantina wajib di hotel dengan biaya yang luar biasa besar.”
“Padahal untuk suami dan anak, tidak ditanggung oleh LPDP”.
Dengan berat hati, akhirnya Nadia dan suami pun merundingkan hal tersebut. Mereka lantas mengambil keputusan untuk Nadia sendiri yang berangkat. Dari hasil keputusan itu, Nadia berharap agar suatu saat nanti, keluarganya dapat mengunjunginya di sana.
“Setelah saya dan suami berdiskusi dengan mendalam dan mempertimbangkan berbagai aspek serta masukan dari orang tua, akhirnya diputuskan saya saja yang berangkat ke Inggris.”
“Suami dan anak tetap di Indonesia. Harapannya suatu saat mereka bisa visit ke London”.
Nadia mengaku sedih karena ia pernah membayangkan sang buah hati berlari-lari di taman di Inggris. Menurut Nadia, alasan utama ia tak mengajak anak dan suami karena situasi pandemi yang penuh ketidakpastian.
Selain itu orang tua Nadia dan suami juga memberi masukan agar ia tak membawa anaknya untuk alasan kesehatan dan keamanan.
“Suami saya juga pernah S2 di Australia, ia paham bagaimana tugas mahasiswa master bisa sangat menyita waktu dan mental. Ia ingin saya fokus berkuliah”.
Lebih lanjut, Nadia berterima kasih kepada kedua orang tuanya karena telah mengajarkan dirinya untuk mengejar mimpi. Bahkan, kata Nadia, orang tuanya berkenan turut menjaga anaknya selama ia kuliar.
“Ayah saya bilang saat di bandara, “Nadia fokus belajar saja. Anakmu di tangan yang benar.” Air mata di pelupuk mata saya tak terasa menetes begitu saja”.
Begitu pula dengan kedua mertua Nadia. Menurutnya, sang mertua tidak menghakimi dan sangat mendukung keputusannya.
“Mereka menguatkan saya dalam proses yang berat ini”.
Sumber: haibunda.com
Email: info@konsultanpendidikan.com