Pada tahun 1881, 21 fisikawan muda mendirikan Akademi Fisika Tokyo dengan tujuan utama “membangun masa depan yang lebih baik dengan sains”. 21 fisikawan ini, yang kemudian dikenal sebagai guru “pemelihara”, mengabdikan diri untuk mengejar sains pada saat Masyarakat Jepang sedang mengalami perubahan mendasar saat negara menjauh dari feodalisme dan menuju masa depan yang demokratis. Prinsip Membangun Masa Depan yang Lebih Baik dengan Sains tetap menjadi inti dari filosofi universitas dan institusi tetap tertarik untuk memastikan bahwa generasi muda dididik dan diasuh untuk bertanggung jawab atas masa depan Jepang. Penelitian TUS telah menghasilkan inisiatif yang telah diadopsi oleh sejumlah departemen pemerintah Jepang. Baru pada tahun 1949 Tokyo University of Science (TUS) memperoleh status universitas dan mengadopsi nama yang masih digunakan sampai sekarang sebagai salah satu universitas sains dan teknologi komprehensif swasta terbesar di Jepang. Untuk program S1 TUS memiliki delapan fakultas yang terbagi menjadi 33 jurusan, sedangkan untuk program pascasarjana terdapat 31 jurusan yang dicakup oleh 11 sekolah pascasarjana. Empat kampus yang membentuk TUS berlokasi di Tokyo dan kota-kota sekitarnya, sementara dua universitas sejenis telah didirikan di Suwa dan Yamaguchi. TUS juga menawarkan program bahasa yang mengesankan dengan kota-kota termasuk Manchester, Sydney dan Toronto dan meskipun merupakan institusi yang sangat selektif, terdapat sejumlah pilihan beasiswa dan bantuan keuangan yang tersedia bagi mahasiswa. Asosiasi Alumni Universitas Sains Tokyo, yang dikenal sebagai “Risoukai”, termasuk ahli biokimia pemenang Hadiah Nobel Satoshi Omura serta mantan CEO Boeing, Philip M. Condit.
Sumber: timeshighereducation.com
Email: info@konsultanpendidikan.com
Published by