Tips Kuliah di Luar Negeri dari Alumni Universitas Bremen

platform.edu.jpg

Kuliah di luar negeri menjadi salah satu keinginan banyak pelajar di Indonesia. Namun, tak sedikit yang merasa kurang percaya diri karena persyaratan yang dibutuhkan.

Umumnya, kuliah di luar negeri membutuhkan kemampuan bahasa asing seperti bahasa Inggris. Persyaratan ini menjadi tantangan tersendiri bagi banyak pelajar Indonesia yang berkeinginan melanjutkan studi di luar negeri.

Selain itu, ada juga persyaratan lain yang kerap membuat pelajar kurang percaya diri yakni prestasi dan pengalaman organisasi.

Menurut alumni penerima beasiswa Universitas Bremen, Jerman, Joko Pamungkas, agar bisa meraih keinginan kuliah negeri, pelajar harus terus belajar dan berusaha.

“Kebanyakan orang agaknya memandang bahwa kuliah ke luar negeri dengan beasiswa itu hanya untuk “kaum terpilih” alias khusus bagi mereka yang cemerlang otaknya, cas cis cus bahasa Inggrisnya, seabrek prestasinya, dan lain sebagainya. Padahal, nggak juga. Kita yang biasa-biasa saja juga bisa mendapatkan beasiswa tersebut sepanjang kita mau dan terus berusaha,” ucapnya.

Untuk pelajar yang tidak percaya diri, Joko juga memberikan tipsnya agar keinginan kuliah di luar negeri bisa terus dicapai. Apa saja?

1. Meluruskan Niat

Joko mengatakan bahwa meluruskan niat adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Pelajar perlu tahu niat untuk kuliah di luar negeri itu karena apa.

“Niat yang baik akan membuka berbagai pintu keajaiban, khususnya apabila kita tidak yakin dengan kemampuan diri kita sendiri,” katanya.

Lulusan S1 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) ini juga menceritakan kisahnya saat menerima e-mail resmi dari Universitas Bremen yang menyatakan bahwa dia gagal memperoleh beasiswa DAAD (Jerman).

Saat itu, Joko menyadari bahwa sertifikat bahasa Inggris yang dilampirkan memang tidak diakui secara internasional.

“Saya pakai TOEFL ITP, mereka minta IELTS atau TOEFL iBT yang sekali tes biayanya sekitar dua juta. Skornya juga kecil: 500 pas maka pantas apabila saya gagal,” terangnya.

Mendapatkan pengumuman tersebut, niat Joko tidak hilang. Dia terus berusaha dan membenahi diri agar bisa lebih maksimal.

Kemudian beberapa minggu kemudian, sebuah e-mail resmi dari Universitas Bremen kembali didapatkan. E-mail tersebut menyatakan bahwa slot beasiswa masih tersisa satu dan mereka tertarik wawancara dengan Joko.

“Usai wawancara via Skype yang boleh dibilang nyaris tanpa persiapan karena waktu yang sangat mendadak, alhamdulillah saya lolos!” tuturnya.

2. Berusaha Meraih IPK yang Diperlukan

Jika pelajar memiliki keinginan kuliah di luar negeri maka harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Misalnya berusaha meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) yang diperlukan (biasanya minimal 3,00).

“Ini syarat administratif. Tipsnya saat kuliah, kerahkan seluruh usaha untuk mendapatkan nilai baik, meski mungkin kita tidak menyukai mata kuliah tersebut,” paparnya.

Selain itu, alumni Fakultas Biologi Unsoed juga menegaskan bahwa usaha yang dilakukan harus konsisten, terutama di bidang mata kuliah yang diminati.

3. Memiliki Kemampuan Bahasa Inggris beserta Pengalaman Kerja

Joko menyadari bahwa kemampuan bahasa inggris dan pengalaman kerja yang relevan adalah kunci untuk berkompetisi mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

Menurutnya, pelajar tidak perlu merasa minder atau tidak percaya diri karena dengan terus berusaha konsisten, bisa mendapatkan hasil maksimal.

“Ingat, enggak harus jenius untuk bisa memiliki keempat hal tersebut. Cukup terus berusaha sambil percaya bahwa keunikan bidang yang kita geluti secara konsisten bisa menjadi modal untuk mengalahkan mereka yang jenius sekalipun,” pungkasnya.

Sumber: detik.com

Email:  info@konsultanpendidikan.com

Alamat Lengkap Kami

Published by

melpadia

ig: @melpadia

Tinggalkan Balasan