
Sarjana udah dapet, trus mau kemana yaa?
Hhmm, mungkin lebih maknyus kalo lanjut lagi kali yah ke S2.
Nah udah saatnya kamu keluar negeri untuk mengenyam studi S2~ Untuk studi S1 atau program sarjana, bolehlah kamu mengenyamnya di dalam negeri.
Tapiiiiii.. Kalo kamu memutuskan untuk melanjutkan mengambil gelar master dan doktor, alangkah baiknya jika kamu memilihnya untuk melanjutkan di luar negeri.
Kenapa??
Inilah alasan yang mendasarinya.
Memperluas Wawasan

Mungkin banyak dari kita yang sejak lahir kemudian sekolah hingga kuliah, lebih banyak menghabiskan waktu di kota masing-masing atau mungkin 2-3 kota lah.
Hal ini sedikit banyak membuat pikiran kita ini tertutup dan menyebabkan rasa bosan berlama-lama berada di lingkungan yang homogen.
Secara ga sadar, inilah zona nyaman yang kita buat sendiri dan otomatis lama-kelamaan kondisi seperti ini akan mengikis semangat daya juang.
Banyak orang yang hanya hidup di Indonesia sulit untuk membuka pikiran dan wawasannya terhadap apa yang terjadi di dunia luar.
Apa yang terjadi bila sulit untuk membayangkan apa yang terjadi di luar kotak? Yah, dunia akan terasa sempit.
Inilah saatnya buat kita untuk memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman ini.
Nah dengan melangkahkan kakimu untuk kuliah di luar negeri maka kita akan mengalami apa yang dinamakan fase pembelajarannya (alias masalah) belum sempat dirasakan.
Dan dengan masuk ke fase pembelajaran tersebut, kita akan mendapat banyak pengalaman.
Infrastruktur Pendidikan

Kalo kita mau jujur mengakuinya, infrastruktur pendidikan di negeri ini masih sangat tertinggal dengan infrastruktur di luar negeri yang bisa dibilang sudah sangat mumpuni.
Mungkin untuk program sarjana, it’s NO BIG DEAL.
Tapi nih, kalau kamu ingin melanjutkan untuk mengambil master dan doktor, yang isinya kebanyakan riset dan publikasi melulu, maka infrastuktur yang mumpuni ini sangat-sangat kamu butuhkan.
Fasilitas penunjang seperti perpustakaan dan laboratorium juga ikut membantu.
Mari kita berikan sebuah contoh yah yang didapat dari
sumber* kita.
Sebuah universitas di Jepang, standar komputernya di bidang Computational Mathematics, dengan riset di bidang Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH), laboratorium School of Mathematics and Physics harus tinggi (high performance computing) karena kerjaannya berkaitan dengan simulasi.
Sedangkan di Indonesia, paling banter hanya Dual Core aja.
Setiap mahasiswa master dan doktor memiliki meja kerjanya masing-masing, dilengkapi dengan komputer, dan diberi ruangan.
Sedangkan di Indonesia, fasiltias itu sifatnya masih keroyokan, yaitu digunakan secara massal.
Pustaka juga menjadi hal yang esensial, terutama pustaka internasional. Internet menjadi fasilitas yang sangat membantu dan kalian pastinya mengerti koneksi internet di Indonesia bisa dibilang kurang dibandingkan negara lain.
Melatih Inisiatif dan Kemandirian

Pendidikan di luar negeri memang secara tidak langsung memaksa kita untuk bisa mandiri.
Mau sampai kapan kamu ingin disuapi terus?
Disinilah inisiatif kamu sangat diperlukan. Maklum, kita berada dalam lingkungan orang-orang yang “beda”, dan mungkin juga topik kajiannya berbeda, jadi mau tidak mau: penelitian, belajar, mengerti, dan seterusnya, harus bisa kamu lakukan sendiri.
Kalo di Indonesia, kamu mungkin masih bisa berleha-leha dan merasa tenang karena merasa bisa bertanya pada teman-teman kamu.
Dengan demikian, kamu menjadi ketergantungan dan hanya mengandalkan teman kita itu.
Satu hal yang perlu diingat, percaya sama teman itu boleh, tapi jangan mengandalkannya!
Karena pada suatu saat, kamu mungkin tidak bisa lagi meminta bantuannya.
Berinisiatif sendiri dan mencoba mandiri memang perlu dilatih. Jangan sampai karena keadaan yang memaksa kita untuk berbuat.
Fokus

Tepat!
Menempuh studi master atau doktor harus bisa fokus.
Kondisi di luar negeri yang jauh dari keluarga dan mengingat finansial kamu juga sudah dijamin oleh beasiswa atau mungkin sponsor keluarga, maka tidak ada alasan bagi kamu untuk tidak fokus.
Dan kamu juga ga perlu membagi waktu kerja dan kuliah, waktu mengajar dan les privat, dan semacamnya.
Karena disini, status kamu hanyalah “college student” seperti yang tertera di visa. Jadi, belajar adalah tujuan kamu yang sebenarnya di negeri rantau bukannya kerja 🙂
Disini kamu ga usah takut ga punya teman karena banyak juga mahasiswa yang merantau.
Dan sebagai sesama mahasiswa perantau, rasa senasib dan sepenanggungan pasti akan melekat sehingga membuat sama-sama mengerti kondisi satu sama lain. Jadi, kalau ada apa-apa, bisa saling menguatkan untuk bisa kembali fokus pada tujuan studi.
Akhir kata, cobalah untuk menerapkan prinsip Never Let Zero Progress, yaitu jangan pernah membiarkan satu hari pun terlewat tanpa asupan pengetahuan.
Terserah mau belajar apapun, yang penting setiap hari harus ada kemajuan.
Entah itu mengerjakan tugas kuliah, belajar materi, riset, menghapal kosakata, dan semacamnya.
Kuncinya jangan penah menunda, sekali saja terlewat akan terasa berat untuk mengejar, karena mungkin aja rasa malasnya akan sangat besar >.<
Ada hal yang ingin anda tanyakan ? Jangan ragu , silahkan hubungi kami . Konsultasi dengan kami gratis .
Email: info@konsultanpendidikan.com
Alamat Lengkap Kami
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Published by