Tukang Batu vs Dokter Umum: Mengintip Dunia Kerja di Australia

Pilih mana, jadi tukang batu atau dokter umum?

qq ww Seandainya disuruh menjawab pertanyaan di atas, sebagian besar dari kita jelas bakal pilih yang kedua, ya. Tapi ternyata di Australia sana pertanyaan ini malah jadi sebuah dilema. Karena, menurut investigasi surat kabar harian nasional Australia The Age, penghasilan tukang batu di sana bisa jauh lebih tinggi dari penghasilan dokter umum! Di artikel mereka, The Age mewawancarai 2 orang narasumber yang terdiri dari seorang dokter umum dan seorang tukang batu untuk mengetahui tentang seluk-beluk profesi mereka. Menurut narasumber pertama, dr. Domenic Barbaro, penghasilan bersih seorang dokter umum (general practitioner) rata-rata nggak sampai 100.000 dolar Australia per tahun. Penghasilan kotornya memang besar, antara 250.000 sampai 300.000 dolar per tahun. Tapi lebih dari separuhnya habis untuk berbagai biaya operasional, seperti biaya upah pegawai, kebersihan, keamanan, pemeliharaan gedung, komputer, dan lain-lain. Setelah itu, masih dipotong pajak lagi. Dr. Barbaro sendiri berasal dari keluarga kelas menengah ke bawah. Orangtuanya bekerja keras agar bisa menyekolahkannya setinggi mungkin. Alhasil, ia kuliah Kedokteran di Melbourne University selama 6 tahun. Setelah itu, dr. Barbaro sempat kerja di sebuah rumah sakit selama 2 tahun. Jam kerjanya sangat panjang, tapi gaji minim, nggak sampai 110 dolar per minggu. Lalu dr. Barbaro “patungan” bersama seorang teman sesama dokter untuk membeli lahan dan mendirikan praktik dokter umum bersama. Saat ini, sekitar 30 tahun kemudian, praktik mereka sudah berkembang menjadi salah satu praktik paling laris di daerah suburban utara, yang dijalankan bersama 6 dokter partner. Namun, menurut dr. Barbaro, kalau mau menyamai penghasilan seorang tukang batu, ia dan rekan-rekan dokter umum lainnya harus kerja sepanjang hari, 7 hari seminggu. Lain lagi cerita narasumber kedua, Rohan Strange. Menurut Rohan, penghasilan bersih seorang tukang batu (bricklayer) sekitar 200.000 dolar per tahun untuk 5 hari kerja seminggu. Di  Australia, upah tukang batu umumnya dihitung berdasarkan jumlah batu bata yang dipasang. Berdasarkan standar tarif Master Builders Association, tarifnya bisa mencapai 1.20 dolar per bata. Seorang tukang batu rata-rata bisa memasang 700-800 bata per hari, jadi penghasilan per hari bisa mencapai 800 dolar atau bahkan lebih. images Rohan, 27 tahun, merupakan satu dari segelintir anak muda yang mau menekuni profesi ini. Ia sudah memutuskan untuk bekerja di bidang bangunan saat lulus dari kelas 12 sekolah menengah. Ia bekerja magang (apprenticeship) selama 4 tahun, menjadi tenaga sub-kontraktor (semacam outsource) selama 1½ tahun, lalu akhirnya mendirikan usaha tukang batu milik sendiri 3 tahun yang lalu. Menurut Rohan, ia tidak menyesal dengan profesinya. Kadang-kadang ia sampai menolak tawaran pekerjaan karena banyak yang membutuhkan jasanya. Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja Australia Februari 2013, negeri kangguru ini mengalami kekurangan tenaga kerja di sejumlah bidang, termasuk bidang bangunan. Akibatnya harga untuk membangun atau merenovasi rumah bisa melonjak. Yang lebih bahaya, kata Ian MacFarlane (pimpinan Reserve Bank Pemerintah Australia), kalau dibiarkan hal ini bisa menghambat pertumbuhan Australia dan lama kelamaan memicu inflasi. Soalnya, perusahaan akan berlomba-lomba menaikkan gaji secara tidak sehat untuk menarik tenaga kerja yang jumlahnya sedikit. Nah kalau begitu, kenapa semua orang nggak berlomba-lomba jadi tukang batu atau tukang bangunan, ya? Ternyata alasannya simpel: image pekerja bangunan dianggap kurang menjanjikan. Anggapan ini muncul karena orangtua dan teman sebaya sebagai pihak paling berpengaruh terhadap remaja yang sedang memilih karir, masih banyak berpegang pada asumsi yang ketinggalan jaman. Informasi tentang karir yang up-to-date belum tersebar luas. Padahal, kuliah gelar ganda pun belum tentu menjamin karir, begitu kata Maria Tarrant dari Business Council of Australia. Di sisi lain, ketrampilan yang dimiliki dari profesi pekerja bangunan juga bisa dikembangkan untuk macam-macam jenis usaha. Selain itu, standar penghasilan pekerja bangunan di Australia tergolong di atas rata-rata. Selain penghasilan tukang batu yang udah dibahas di atas, tarif per jam seorang tukang listrik sekitar 60 dolar, tukang kayu 35 dolar, dan tukang ledeng lebih dari itu. Kesimpulannya, kedua profesi di atas punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Baik dokter maupun tukang batu (atau tukang bangunan lain) sama pentingnya, sama-sama dibutuhkan di masyarakat, dan sama-sama perlu kerja keras agar bisa sukses. Di negara maju seperti Australia, profesi tukang batu sudah mulai dihargai – paling tidak penghargaan dalam bentuk upah yang bisa menjamin hidup layak – walaupun responnya masih belum terasa. Yang penting, cari info selengkap-lengkapnya sebelum memilih suatu profesi. Gimana pendapatmu? Berminat untuk jadi tukang batu di Australia? ;D Berikut sedikit cuplikan kerja sebagai tukang batu
Ada hal yang ingin anda tanyakan ?  Jangan ragu , silahkan hubungi kami . Konsultasi dengan kami gratis .

Email:  info@konsultanpendidikan.com

Alamat Lengkap Kami

Published by

Tinggalkan Balasan