Di Korea, berani beli mobil berarti berani naik taraf hidupnya. Karena biaya parkir, asuransi, dan pajak lumayan besar, lebih dari itu biaya bahan bakar sangat mahal. Akhir 2012, biaya bensin mencapai 200 won per lliter, bahan bakar di Korea lebih mahal dari pada di Amerika Serikat dan tergantung pada pasar bebas.
Mungkin kamu berpikir lebih enak punya mobil ya bisa jalan-jalan kemana aja. Ternyata tinggal di Seoul tidak perlu mobil. Selain mengurangi biaya hidup, kita pun jadi lebih sehat. Tanpa mobil kita diharuskan aktif bergerak, jalan kaki dan naik-turun tangga. Bukan hanya itu, kita juga memiliki kesempatan untuk menjumpai banyak orang. Kita jadi sering mengamati tingkah laku orang di jalanan.
Seoul memiliki sistem transportasi yang aman, nyaman, dan teratur. Orang-orang berpergian menggunakan bus dan subway. Semuanya terintegrasi dengan baik dan menjangkau setiap pelosok kota. Seoul subway memiliki 9 line, yang di oprasikan oleh beberapa perusahaan yang berbeda. Setiap harinya melayani Sembilan juta orang yang pulang-pergi.
Untuk jarak jauh, baik jarak antara kota dan provinsi di layani oleh korail. Misalnya dari Seoul menuju Busan, kota nomor dua terbesar, orang dapat menumpang Korail atau bullet train yang di beri nama KTX (Korea Train Express). Perjalanan yang biasanya memakan waktu 5-6 jam dipercepat menjadi 3 jam. Hal ini mempermudah dan mempercepat transportasi antara dua kota besar itu atau dengan kota-kota lainnya.
Korea Selatan adalah Negara kecil yang luasnya sedikit lebih kecil dari Pulau Jawa. Areanya meliputi 100.210 Km², bandingkan dengan pulau jawa yang berukuran 138.744 Km². sementara Seoul berukuran 605,25 Km², bandingkan dengan Jakarta yang luasnya 740,28 Km². dengan cara demikian tidak sulit untuk menjangkau seluruh penjuru negeri, terutama bagi mereka yang memang hobi traveling dan tertarik pada Korea. Seoul termasuk salah satu megacity yang memiliki transportasi umum yang paling baik dan nyaman di dunia. Busan, sebagi kota pelabuhan dan kota nomor dua terbesar juga memiliki subway dan transportasi yang tidak kurang nyamannya.
Di Seoul, penggunaan transportasi umum memiliki banyak keuntungan. Pertama mereka tidak harus membayar biaya pemilikan seperti gas, pajak, asuransi, dan parkir. Kedua, mereka bisa menhindari macet terutama pada saat pulang-pergi kantor. Dengan subway waktu tempuh perjalanan lebih akurat dan bisa diprediksi. Ketiga, mereka meningkatkan aktivitas fisik. Karena kebanyakan orang kota terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk berolahraga, berjalan kaki adalah sarana untuk membakar kalori. Keempat, sambil berjalan kaki kita bisa menikmati banyak pemandangan, jualan kaki lima, atau pertokoan bawah tanah yang biasanya ada setiap stasiun kereta.
Bagaimana seandainya jika ingin berpergian jauh dan memerlukan kendaraan? Ada tempat penyewaan kendaraan yang menyediakan berbagai macam kendaraan. Ongkosnya 50 ribu – 25 ribu per 24 jam. Jika hanya untuk waktu yang singkat dan tujuan pendek, taksi bisa menjadi pilihan.
Transportasi umum bukan hanya memberikan kenyamanan tetapi juga meningkatkan efisiensi dan aktivitas warga. Korea mengalami pertumbuhan pembangunan yang sangat cepat dalam jangka waktu empat dekade terakhir. Bangunan tinggi dan apartemen berdiri seakan-akan mereka tumbuh dari tanah, dan sekarang meenuhi penjuru kota Seoul. Penduduk Seoul di perkiran kan sepuluh juta, ditambah dengan area sekitarnya seperti Incheon dan Gyeonggi-do bisa di sebut Seoul Metropolitan, jumlahnya menjadi 25 juta. Berarti 50% dari total populasi Korea ada di Seoul dan sekitarnya. Populasi Seoul tidak berbeda jauh dengan Jakarta yang juga sepuluh juta, serta Jabodetabek berjumlah 28 juta penduduk.
Salah satu stasiun subway yang paling padat adalah Sindorim. Sepuluh tahun sebelumnya kompleks apartemen terbaru saat itu adalah Tae Young Apt yang kelihatan megah dan mewah. Tahun 2000, salah satu apartemen berkamar tiga harganya 600 juta won. Sekarang, Sindorim menjadi distrik yang di penuhi oleh gedung pencakar langit, apartemen, kondominium, perkantoran, hotel, dan mal modern. Kompleks Tae Young sudah kelihatan ketinggalan zaman. Tumbuhnya gedung-gedung tinggi seperti jamur ini tidak disertai dengan hiruk-pikuk, semerawut, atau kekotoran jika ada konstruksi besar. Semuanya berlangsung tenang, dalam hitungan bulan satu gedung baru tiba-tiba berdiri didepan mata.
Di stasiun Sindorim terdapat dua pintu keluar, yang pertama menuju ke D-Cube dan kedua ke Technomart, dua mal terbaru dan paling modern. D-Cube yang selesai di bangun tahun 2010 dan merupakan bagian dari kompleks Sheraton hotel dan apartemen, adalah mal yang dilengkapi design dan teknologi terkini. Di dalam mal, bisa di katakan alam terpadu dengan modernisasi. Ada lobi tempat pelanggan duduk santai sambil menikmati desiran air mancur yang dilengkapi dengan tata cahaya yang memberi keteduhan. Beberapa wahan yang bisa ditemui adalah tempat permainan anak-anak, restoran yang berkonsep alami, pusat seni dan kebudayaan, serta toko-toko yang menjual produk mewah. Di luar mal ini terdapat outdoor theater yang berkapasitas 300 orang ditambah dengan beberapa kursi malas, juga untuk pelanggan yang ingin beristirahat atau penumpang kereta yang kebetulan melintas tempat tersebut. Pada waktu-waktu tertentu ada pertunjukan panggung dan snack gratis.
Technomart tidak kalah populer, tapi karena di bangun pada tahun 2007, dengan desain yang lebih sederhana, maka ini bukanlah tempat santai keluarga. Para penduduk sekitar dan pengunjung dari distrik lain berkunjung untuk berbelanja. Pusat belanja bawah tanah, supermarket (E-Mart), food court, pusat elektronik, dan playground bagi anak-anak semuanya menawarkan harga yang lebih murah dari mal tetangganya.
Diapit oleh dua mal besar dan sebagai pertemuan dua line utama (Line1 dan 2 ), stasiun Sindorim adalah salah satu stasiun yang paling ramai di Seoul. Saat jam kantor, lautan manusia melewati jalur ini . kereta selalu penuh dan berdesak-desakkan. Bisa jadi karena Line1 dan 2 melewati titik-titik penting sperti kantor pemerintah dan swasta, universitas, atraksi wisata, dan pusa perbelanjaan. Tempat-tempat terkenal seperti Dongdaemun, Sinchon, City Hall, Gangnam, dan Jamsil melewati jalur ini. juga beberapa universitas terkenal seperti Seoul National University, Ewha University, Hongik University (Hongdae), dan Konkuk University ada di jalur yang sama.
Di City Hall, stasiun terdekat untuk mencapai Gwangnaru Square dan Seoul Plaza adalah tempat diadakannya evan-evan besar tingkat nasional. Hi-Seoul biasanya diadkan setiap tahun. Di sana Pay mengadakan konser Gangnam Style-nya yang menarik 80.000 penggemar. Di musim dingin ice skate ring menjadi objek rekreasi.
Hanya dengan berjalan kaki, kita akan menjumpai Cheonggychon atau dalam bahasa Korea berarti Sungai Cheonggye. Tempat ini sangat indah terutama di malam hari dan ada even khusus. Sungai kecil tersebut dialiri sungai yang jernih, sementara koridor ditepinya menjadi tempat orang berjalan kaki, dan banyak juga pasangan muda-mudi yang berpacaran di situ. Dulunya Chenggyechon memang sungai kecil tapi selama lima puluh tahun, ketika pembangunan kota Seoul membutuhkan jalan, sungai itu ditimbun dan dijadikan jalan raya. Di masa Lee Myun Bak menjadi walikota di Seoul ia mengembalikan Chenggyechon menjadi sungai. Kebijakannya banyak dikecam karena dianggap pemborosan dan ia di tuduh pemimpin yang terobsesi dengan air. Tapi saat ini Chenggyechon menjadi objek wisata penduduk Seoul dan wisatawan asing; itu membuktikan bahwa kebijakan Lee Myun Bak membawa keuntungan. Setelah menjadi walikota Seoul, Lee Myun Bak menjadi Presiden Korea untuk periode 2008-2013.
Bisa di katakan di Seoul tercipta keseimbangan antara pemerintah dan masyarakat, tradisi dan moderenisasi, alam dan teknologi. Semuanya untuk memberikan kenyamanan bagi penduduknya yang memiliki tingkat mobilitas tinggi, juga bagi pengunjung yang ingin menikmati kompleksnya sebuah kota metropolitan.
Quick Facts- Seoul Metro adalah subway di Korea
- Korail adalah pelayanan kereta jarak jauh
- Luas area Seoul 605, 25 Km²
- Luas area Korea Selatan 100.210 km²
Email: info@konsultanpendidikan.com