10 Hal yang Hanya Bisa Dilakukan di Korea

Demam Korea memang tidak terelakan lagi sudah masuk ke tanah air kita tercinta ya guys.. Mulai dari musiknya, dramanya, filmnya, budayanya, pokoknya semuanya deh.. Bahkan tak jarang banyak orang berbondong-bondong ingin melanjutkan pendidikannya di negeri ginseng tersebut. Pendidikan di Korea memang tidak perlu diragukan lagi lho guys.. Sudah banyak universitas di Korea masuk ke dalam peringkat universitas terbaik di dunia. Belum lagi sejumlah tempat wisata yang cantik yang akan membuat siapapun akan tergoda untuk mengunjunginya. Whoaa pokoknya ga akan habis deh kalau membicarakan negara asal dari pesepakbola Park Ji Sung ini. Nah, kali ini kita akan membahas 10 hal apa saja yang hanya bisa dilakukan di Korea. Mau tau cerita selengkapnya? Yuk langsung aja disimak artikel ini 😀
  1. Makan Makanan Pencuci Mulut Tradisional khas Korea di Hotel Terkenal

pbsJika kalian ke Korea, ada satu tempat makan di sebuah hotel yang sangat terkenal di Korea. Shilla Hotel adalah hotel dimana Bill Gates, George W. Bush, dan Michael Jackson pilih selama menetap di Korea. Hotel ini pun menjadi pilihan diadakannya gelaran pesta mewar ala selebritis Korea. Shilla Hotel masuk ke dalam salah satu peringkat dari 500 hotel terbaik dunia versi majalah Travel and Leisure. Hotel ini memiliki dessert tradisional Korea yang sangat terkenal memiliki rasa enak namanya Patbingsoo (팥빙수). Patbingsoo ini merupakan makanan pencuci mulut yang terkenal di Korea saat musim panas. Makanan ini merupakan kombinasi dari serutan es krim, susu, potongan kue beras, dan kacang merah yang manis. Kemudian ditambahkan dua sekop potongan mangga yang rasanya sangat manis. Dijamin membuat musim panas kamu akan jadi lebih berwarna 😀
  1. yccMengunjungi Gereja Terbesar di Dunia

Korea memiliki gereja terbesar di dunia bernama Yeouido Full Gospel Church. Gereja ini memiliki hampir 1 juta anggota. Ketika masuk ke gereja ini apalagi pada hari Minggu, pengunjung yang datang akan merasakan kebudayaan Korea yang sangat kental. Setiap hari Minggu tiba, gereja ini mampu menampung sebanyak 26.000 jemaah hingga 600.000 jemaah. Woow banyak banget ya!  
  1. Berjalan-jalan Hingga ke Korea Utara

dmzIngin merasakan sensasi berjalan-jalan dan mengambil foto di negara paling rahasia di dunia? Bisa kok! Caranya kalian bisa mengikuti Demilitarized Tour (DMZ) dari Seoul, Korsel. Para turis asing bisa mengunjungi Korea Utara dan kembali dengan selamat. Bagaimana mungkin? Mungkin aja kok kalau kalian datangnya ke area yang bernama Panmunjum. Panmunjum ini merupakan area keamanan berbagi antara Korea Selatan dan Korea Utara. Di area tersebut kalian bisa berdiri di bangunan milik Korsel dan berdiri langsung di tanah Korea Utara. Asyik ya!
  1. Tarian Gangnam di Distrik Gangnam

Tentu masih inget dong dengan Oppa Psy yang mempopulerkan tarian Gangnam Style. Gangnam Style sendiri terinspirasi dari distrik Gangnam yang ada di Korsel. Gangnam merupakan daerah yang wajib kalian kunjungi. Disini kalian akan merasakan yang namanya hidup mewah ala masyarakat Korea dan kehidupan malam yang penuh dengan tarian. gangnam
  1. Tinggal di Rumah Tradisional Korea

srJika kalian berpikir ingin tinggal di luar Seoul selama berada di Korea, kalian bisa pergi ke daerah Gyeongju. Disana kalian bisa tinggal di Sarangchae yang terletak sekitar 5 menit dari Royal Domb dan dekat dengan Cheomseongdae, salah satu kawasan observasi tertua di Asia. Tinggal di rumah-rumah tradisional Korea yang sudah berdiri pada zaman kerajaan memiliki sensasi tersendiri. Tidur langsung di atas lantai dengan dinding yang masih terbuat dari lapisan kertas. Seru deh pokoknya 😀
  1. Mengunjungi Museum Kimchi

Kalo berkunjung ke Korea, tak lengkap rasanya jika tidak melihat kimchi yang merupakan makanan tradisional dan khas ala negeri ginseng. Kimchi adalah sayuran fermentasi yang diberi berbagai macam bumbu sehingga memiliki rasa yang khas. Karena ketenarannya, terdapat musem kimchi di Korea yang menghadirkan 187 jenis kimchi dengan berbagai tipe. Tak hanya itu, disini pengunjung pun dapat menikmati aneka macam kimchi, cara membuatnya, sejarahnya, semuanya tentang kimchi. museum-kimchi
  1. Boryeong Mud Festival

Salah satu festival yang tak boleh terlewatkan adalah Boryeong Mud Festival. Festival ini merupakan festival mandi lumpur yang terkenal sejak tahun 1998 yang awalnya merupakan promosi dari sebuah perusahaan kosmetik lokal yang terkenal di Korea. Mandi lumpur ini bisa dimanfaatkan untuk menghaluskan kulit. Festival ini biasa diadakan setiap bulan Juli pada dua pekan terakhir. Biasanya akan langsung ramai dipenuhi oleh warga lokal maupun para turis asing. Sejarah mencatat sebanyak 2 juta orang menghadiri festival ini setiap tahunnya. mud_festival02 Ada hal yang ingin anda tanyakan ?  Jangan ragu , silahkan hubungi kami . Konsultasi dengan kami gratis .

Email:  info@konsultanpendidikan.com

Alamat Lengkap Kami

Setelah Sampai di Negara Tempat Sekolahmu, Welcome to International Life : Culture Gap (Part 5)

Culture gap: Bisa bikin sakit hati, bisa juga bikin malu

cg5Kalau bicara dengan culture gap, biasanya justru akan bikin kita senyum-senyum sendiri. Ketimbangan budaya biasanya bisa jadi lelucon seru ketika ngobrol tentang pengalaman kamu. Tapi, kalau inget-inget pas kejadian, kadang kali menimbulkan sakit hati juga, sih! But nothing is wrong with culture. We just have to suit ourselves, jangan buru-buru mengambinghitamkan budaya kalau suatu hari, kamu justru jadi salah tingkah karena persoalan culture gap ini.

Di bab-bab awal, sempat disinggung bagaimana perbedaan budaya kerap kali bikin kita salah bersikap. Kasus menawarkan kursi di transportasi public kepada perempuan hamil, nyolot karena di puji seksi, GR karena mendaptkan ajakan keluar dari seorang teman yang hanya sekedar mencoba “nice”, dan tersinggung ketika seseorang memberikan penilian jujur atas penampilan kita yang memang jelek.

cg8

Kalau menghadapi kejadian itu nantinya, entah dialami sendiri atau orang lain, jangan buru-buru sakit hati dan menganggap mereka nggak tau diri! Untuk ukuran orang asing, apa lagi yang kita sebut Negara-negara Barat, itu biasa saja, loh! Nggak ada yang salah. Budaya mereka mengajarkan seperti itu kepada mereka. nggak perlu basa-basi dan nggak perlu sungkan. Di mata mereka, sikap kita—orang timur—yang sungkan dan basa-basi justru dinilai berlebihan dan nggak punya sikap.

cg9 angerSebagai gambaran nih, ketika ditawarin sesuatu, kadang kita suka sungkan untuk bilang iya atau nggak. mau bilang iya, takut dikira rakus, mau bilang nggak, ko ya kepingin. Akhirnya, kita memilih untuk menjawab “Thanks”. Kita mengira ini tindakan paling tepat saat itu. But thefact, justru bertolak belakang!

Ini di alami teman saya. Ia diajak berkunjung ke rumah temannya yang penduduk asli Amerika. Sesampai disana, ibu sang teman menawarkan makanan. Jujur, saat itu dia lapar berat, tapi dasar bawaan orang Indonesia, dia sungkan untuk bilang mau. Apalagi, itu pertamanya ia bertamu ke sana. Akhirnya ia memilih sikap yang untuk ukuran orang Indonesia netral. Tersenyum sambil bilang, “Thanks”. Ibu temananya menatap ke arah teman saya dengan pandangan heran lalau bertanya kepada anaknya, “Does he Understand what I talk about? He wants or not?”

Bahasa Inggris teman saya nggak jelek. Bagus malah. Dia sangat mengerti pertanyaan yang di lontarkan si ibu. Kontan mukanya memerah. Untunglah, si teman yang asli Amerika bilang, “We’re hungry, Mom!” kalau nggak, teman saya bisa seharian menahan lapar. Dari sini, saya membuat catatan, bilang aja terus terang, mau apa nggak, lalu jangan lupa bilang terimakasih.

Achmad Adhitya, salah seorang kawan yang menuntut ilmu di Jerman sempat mengalami hal ini. budaya teman-teman yang suka terus terang membuat Adhit merasa kurang nyaman di awal. “saya biasanya agak malu kalau langsung berbicara terbuka sehingga banyak ucapan teman yang awalnya saya nilai sangat kasar. Namun, akhirnya setelah terbiasa, saya jadi paham bahwa ahal itu memang budaya mereka tanpa bermaksud menyakiti perasaan,” cerita Adhit.

cg2Sikap jujur mereka nggak bakal bikin mereka tersinggung, kok. Mereka besar dengan budaya itu. Ngomong apa adanya. Mau bilang mau, enggak bilang enggak. Kamu nggak perlu sungkan. Memang, seperti Adhit, awalnya kita merasa agak risih dengan sikap terbuka mereka. kadang kita menganggap omongan mereka kelewat kasar, padahal buat mereka itu biasa saja. Kalau sudah begini, yang harus kita lakukan adalah beradaptasi. Kalau kita nggak bisa beradaptasi, tinggal di sana Cuma bisa sakit hati setiap harinya. Akhirnya, kita jadi orang yang gampang tersinggung dan kuper!

cg11Berbeda lagi dengan di Jepang. Budaya orang Jepang sangat mirip dengan budaya Solo-Jogja, penuh ungguh-ungguh, ada hubungan yunior-senior, tua-muda. “di dalam kampus, sensei/professor punya kekuasaan yang luar biasa. Mereka bisa memberikan legitimasi atau delegitimasi yang berlaku di seluruh Jepang, “ tulis Zamroni yang mengambil program doctoral di Nagoya, Jepang lewat e-mail.

Culture gap dalam hal positif malah di rasakan Jeffri Fernando. Jeffri yang menyelesaikan program undergraduate-nya di Australia ini malah terkagum-kagum dengan sistem birokrasi dan hukum yang berjalan baik di Negara itu. Sangat tertib, katanya. “kalau kena tilang atau harus ngurus surat apa, gue tinggal datang ketempat yang bersangkutan dan beres deh tanpa prosuder yang yang terbelit-belit. Gue nggak khawatir bakal dibikin repot atau diminta duit ngga jelas. Ngga ada yang namanya SUAP!”

Jeffri yang tinggal selama empat tahun di Australia mengamati bahwa kultur masyarakat Australia punya ritme yang khas. Cendrung santai. “bukannya mereka main-main melulu. Tapi mereka tau kapan saatnya kerja, kapan waktunya senang-senang,” jelas Jeffri. Di akhir minggu, biasanya mereka jalan-jalan sama keluarga, nonton football, makan di resto,dan semua aktivitas yang menyenangkan. “ beda sama di Indonesia, Jakarta khususnya. Ritmenya terasa cepat, dan kayanya semua orang tergesa-gesa mo nyari duit. Bahkan di sabtu-minggu pun, orang tetap kerja demi nyari rupiah.”

cg12Ritme hidup memang slaah satu gap yang cukup luar biasa. Nggak Cuma antarnegara. Bahkan antarnegara bagian dalam satu Negara pun memiliki ritme hidup yang berbeda. Kalau tadi Jeffri menceritakan tentang kultur Australia yang cendrung santai dibandingkan Indonesia, khususnya Jakarta, maka akan lain pula dengan Negara lain. Di Amerika, ataupun Chicago. Namun kalau kita berkunjung ke kota-kota kecilnya, maka kesan ramah dan homey pun akan terasa. Orang masih punya waktu untuk saling menyapa dan bertanya kabar. Masih saling mengenal satu sama lain. Namun, kalau urusan kerja, ritmenya memang sangat cepat.

Atau katakanlah tentang budaya tidur siang. Di Indonesia, sedari kecil kita diajarkan tentang aktifitas tidur siang ini, sementara, Negara seperti Jerman dan Amerika nggak mengenal jam khusus untuk tidur siang.

cg3Bukan rahasia umum kalau perbedaan yang paling kentara antara Negara maju dengan Negara berkembang adalah teknologi dan fasilitasnya. Culture gap paling besar justru di rasakan Roni pada persoalan teknologi dan fasilitas yang ada di Negeri Matahari terbit ini. Jepang yang memang terkenal dengan teknologinya membuat siswa internasional yang berasal dari Negara berkembang harus bisa menjembatani ketimpangan budaya di bidang ini.

Kehebohan pernah terjadi saat seorang kawan menggoreng ikan asin. Ceritanya, sehabis belanja di Asian Mart, dia pelajar Indonesia ingin menggoreng ikan asin yang baru saja dibeli. Saat menggoreng inilah hal konyol terjadi. Minyak yang terlalu panas menyebabkan ikan yang digoreng mengeluarkan asap yang berlebihan. Akibatnya, smoke detector yang ada di langit-langit trailer berbunyi.

Di trailer, dihuni oleh pelajar-pelajar lain yang berasal dari Negara berbeda. Otomatis, ketika smoke detector berbunyi, mereka mengira terjadi kebakaran dan berlari keluar kamar. Ternyata, meskipun berasal dari Eropa, sebagian besar dari mereka bingung, bagaimana cara menghentikan smoke detector. Mereka mukul-mukul alat itu dengan sepatu.

cg10Sambil tertawa terbahak-bahak, dia naik ke atas kursi dan menekan tombol yang ada didekat smoke detector. Otomatis bunyi berhenti. Ruangan dipenuhi ikan asin gosong dan asap. Ketika bunyi berhenti, dia dan temannya tertawa terbahak-bahak. Beberapa bertanya, apa yang digoreng sehingga menyebabkan smoke detector berbunyi. Setelah rungan nggak dipenuhi asap, para pelajar dan kawan kita menyantap ikan asin yang digoreng bersama kawan-kawan lainnya sambil ngobrol tentang masakan asli Negara masing-masing.

cgSaat itu, merasa beruntung karena sempat bertanya kepada pemilik trailer bagaimana cara menghentikan smoke detector bila berbunyi ketika pertama kali mendiami trailer tersebut.

Hal konyol berkaitan dengan persoalan culture gap lainnya ketika berada di Jepang. Kejadiannya waktu itu di Narita International Airport, Tokyo. Ceritanya, pergi ke kamar kecil hendak mencuci muka dan gosok gigi. Saat itu, kondisi didalam kamar kecil sepi. Hanya ada saya dan seorang perempuan yang tampaknya berasal dari Timur Tengah. Kami berdua berdiri di depan wastafel, sama-sama mengamati kran air di hadapan kami. Saya bingung, bagaimana cara nya mengeluarkan air dari kran itu. Ia hanya menggidikkan bahu dan menggeleng sembari tersenyum. Saya tekan bagian atas kran, air tetap nggak mau keluar. Saya coba putar corong airnya, tetapi kemudian saya sadar, itu tindakan bodoh. Perempuan Timur Tengah hanya tersenyum melihat upaya saya. Pada titik saya sudah hamper menyerah, kemudian masuklah seorang gadis cilik. Ia berjalan menuju wastafel yang berada diantara saya dan perempuan Timur Tengah. Lalu, dengan tenangnya ia mengeluarkan kedua telapak tangannya ke bawah kran . Voila! Air pun mengucur! Ternyata, kran air itu bekerja dengan mendeteksi telapak tangan kita! Saya dan si Perempuan Timur Tengah hanya tersenyum-senyum sendiri menyadari kegagapan kami.

Sebenarnya, restroom atau kamar kecil punya banyak cerita tentang culture gap ini. karena persoalan dikamar kecil ini bisa beragam, saya selalu member catatan buat diri sendiri sebelum melakukan aktivitas apa pun di restroom: Amati terlebih dahulu cara kerja peralatan yang ada didalamnya. Bagaimana cara flush toilet dank ran air bekerja. Apakah toilet paper tersedia di dalam bilik atau di luar. Hal-hal kecil seperti ini penting agar kita nggak kebingungan sendiri di kamar kecil.

cg13Selain kasus kran air, saya pernah kebingungan dengan sistem flush toilet di sebuah airport di Amerika. Sayang, saya lupa airport di Negara bagian mana. Sehabis buang air kecil, saya berusaha mencari tangkai atau tombol flush untuk menyiram.pastinya, nggak ada gayung atau pun ember untuk menampung air di sana. Semua restroom di sana adalah jenis yang kering. Saya cari-cari, bagian mana yang harus saya tekan. Putus asa karena nggak berhasil menemukannya, akhirnya saya jongkok di depan toilet. Sinar merah berkedip-kedip, seperti sebuah detektor. Saya gerakan tangan saya. Tetap nggak ada reaksi. Sampai kemudian saya teringat tentang kran di Jepang yang bekerja dengan mendeteksi telapak tangan. Lalu, saya gerakan telapak tangan saya di depan detektor itu. Splassssh….. flush toilet itu pun bekerja. Selain jenis begini, ada juga flush toilet yang bekerja secara otomatis begitu kita ke luar dari bilik.

Di Negara-negara maju, umumnya toilet yang mereka sediakan adalah toilet kering. Hal ini mungkin nggak terlalu cocok dengan orang Indonesia yang biasanya menggunakan toilet basah. Kita merasa kurang bersih kalau hanya menggunakan tisu dan bukan air untuk membersihkan kemaluan kita. Seorang kawan saya yang sama-sama berasal dari Indonesia selalu membawa air dalam botol untuk persiapan ke toilet. Sangat merepotkan memang, dan sering mengundang tanda tanya teman-teman lain yang berasal dari Negara berbeda. Tapi, dia merasa lebih nyaman, kok! Saya? Saya sih memilih membawa tisu basah dari pada air dalam botol. Itu baru contoh-contoh kecil. Semua orang punya cara masing-masing untuk bertahan dan beradaptasi, kok! Termasuk kamu.

Ada hal yang ingin anda tanyakan ?  Jangan ragu , silahkan hubungi kami . Konsultasi dengan kami gratis .

Email:  info@konsultanpendidikan.com

Alamat Lengkap Kami

Pengen Gelar MBA? Kenali History of MBA Yu~

mba-engineering Apa yang Kamu tahu mengenai MBA? Ya, MBA merupakan singkatan dari Magister Bisnis Administrasi (dalam bahasa Inggris : Master of Business Administration) merupakan gelar tersier dalam jurusan manajemen bisnis. Kualifikasi MBA Internasional saat ini semakin dikenal dan di cari oleh para pengusaha di seluruh dunia, yang berawal dari Amerika Serikat pada pergantian abad ke-20. Dalam artikel ini akan menjelaskan mengenai asal – usul atau sejarah munculnya gelar MBA tersebut.

Sejarah dan asal – usul dari MBA

HBS-Image-Studycopter Sejarah MBA pertama kali dikenalkan oleh Amerika Serikat pada tahun 1908, ketika pertama kali ditawarkan sebagai salah satu gelar tersier oleh Harvard Business School. Dimana, kelas pertama terdiri dari 33 Mahasiswa reguler dan 47 Mahasiswa mandiri atau khusus di bawah naungan 15 fakultas. 3149Akan tetapi, jika ditelusuri lebih jauh ke belakang gelar MBA muncul di akhir abad ke-19. Yang dikenalkan oleh Universitas Wharton Business School di Pennsylvania yang merupakan perguruan tinggi pertama kali di dunia bisnis yang didirikan pada tahun 1881 atas dukungan Joseph Wharton, seorang pengusaha Amerika dan seorang industrialis yang ingin mempersiapkan lulusan muda dunia bisnis untuk situasi ekonomi yang kompleks pada saat itu. Tingkat pertama di Universitas Wharton ini adalah Bachelor of Finance, yang kemudian diikuti dengan gelar MBA Internasional, adapun salah satu dari lima lulusan pertama adalah seorang pria dar Jepang yang bernama Shiba Shiro yang lebih dikenal dengan nama pena, Tokai Sanshi. Ia telah menulis novel yang berjudul The Popular Political Novel, Strange Encounters with Beautiful Women, kemudian Shiba kembali ke Jepang setelah menyelesaikan studinya dan bekerja untuk pemerintah Jepang pada era Meiji. Nah, dimulai dari Wharton University inilah permintaan pendidikan di dunia bisnis mulai berkembang pesat dan meningkat. Bahkan, jumlah sekolah bisnis di AS naik pesat selama tahun – tahun berikutnya, pada tahun 1917 mencapai hingga 30 sekolah.

Pertumbuhan dan Perkembangan Program MBA

chicago-boothNah, Setelah pembentukan program MBA pertama kali di Harvard pada tahun 1908, gelar tersebut mulai menyebar di seluruh Amerika Serikat. University of Chicago Booth School of Business merupakan Universitas bisnis kedua yang didirikan pada tahun 1898 (sebagao College of Commerce and Politics) dan program pascasarjana untuk gelar eksekutif MBA mulai diluncurkan di Universitas ini pada tahun 1943. Perkembangan gelar MBA Internasional meningkat lagi semenjak dibentuknya Thunderbird School of Global Management dibentuk pada tahun 1946. Pendiri sekolah ini adalah Letnan Jenderal Barton Kyle Yount yang telah lama berkolaborasi dengan tentara AS dan mempelajari berbagai budaya asing masa pengabdiannya dan tertarik untuk mendirikan sebuah sekolah bisnis yang fokus pada perumbuhan dan pendidikan para calon pemimpin bisnis internasional.

Program – program MBA pertama di luar AS

Ivey Universitas pertama yang menyediakan program MBA diluar AS adalah Kanada. Yaitu pengajaran program MBA di Richard Ivey School of Business di University of Western Ontario dimulai pada tahun 1948. Setelah itu program MBA berkembang hingga Afrika Selatan dan Pakistan. University of Pretoria mendirikan program MBA pertama diluar Amerika Utara pada tahun 1949. Beberapa tahun kemudian, University of karachy di Pakistan yang mulai didirikan pada Institute of Business Administration (IBA) dengan bantuan awal dari Wharton School dan kemudian di University of Southern California, yang menjadi sekolah bisnis pertama di Asia yang menawarkan program MBA pada tahun 1955, berdasarkan situs IBA.

Program MBA di Eropa

Insead Brand Program MBA pertama kali di Eropa diadakan pada tahun 1957  dimana sejarah didirikannya program MBA atas dasar INSEAD. Program MBA pertama kali di Eropa diluncurkan hanya tiga bulan setelah Traktat Roma yang mendirikan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), cikal bakal EC dan Uni Eropa saat ini. Pada tahun 1960-an kemudian program MBA di Eropa alepas lkamus, dengan program MBA yang didirikan misalnya di IESE Spanyol, Manchester Business School di Inggris dan UCD Smurfit Business School di Republik Irlandia. Kemajuan yang pesat dari program MBA memuncak dalam pembentukan Asosiasi MBA (AMBA) di Inggris pada tahun 1967. AMBA diciptakan oleh lulusan bisnis dengan tujuan meningkatkan profil MBA di Eropa, serta di Inggris, dan sekarang berdiri sebagao salah satu dari tiga badan akreditasi global yang utama dalam dunia pendidikan bisnis.

Pengakuan Program MBA di Pasar Negara Berkembang

Karena perkembangan MBA di Eropa yang semakin pesat di akhir tahun 1960-an. Sementara itu, MBA memberikan perkembangan di tempat lain hingga di Australia, Courtesy of Melbourne Business School, pada tahun 1963. Namun, sepanjang perkembangan sejarah MBA dalam masa yang lebih baru, MBA telah memasuki lembaran lain yang lebih penting yaitu peningkatan pengakuan MBA di pasar negara berkembang. MBA semakin disorot di pasar negara-negara berkembang di Asia semenjak kemunculan program ini semakin meningkat di Asia. Sorotan pada pasar negara berkembang ini telah bersinar terang setelah pertumbuhan ekonomi di negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India, dan China) selama dekade terakhir yang telah membentuk program MBA dan sekolah bisnis di negara-negara tersebut.

Jurusan Master of Business Administration, University of Huddersfield

Ada hal yang ingin anda tanyakan ?  Jangan ragu , silahkan hubungi kami . Konsultasi dengan kami gratis .

Email:  info@konsultanpendidikan.com

Alamat Lengkap Kami