Mitos Kuliah di Luar Negeri, Apa Sajakah itu?

il_570xN.30161086 Banyak mitos yang beredar luas di kalangan masyarakat kita seputar kuliah di luar negeri. Dan tak sedikit di antaranya berkonotasi negative—bahkan mungkin sedikit mematahkan semangat. Dalam sebuah debat online yang digelar New York Time baru-baru ini, ada sebuah pertanyaan yang dilontarkan mengenai penting tidaknya kuliah di luar negeri. Dan kamu tahu, pertanyan tersebut memicu banyak sekali netizen untuk menyumbangkan pendapat mereka. Terlihat sekali antusiasme publik mengenai hal yang satu ini. Sayangnya, tak sedikit pula yang sepertinya miskonsep tentang kuliah di luar negeri. Dan inilah sedikitnya 10 mitos yang sudah seharusnya tak perlu kamu percayai kalau kamu ingin kuliah di luar negeri.

Mitos 1: Kuliah di luar negeri itu sangat mahal

buried by moneyFaktanya, kuliah di luar negeri itu tak selalu mahal kok. Biaya yang kamu perlukan untuk kuliah ke luar negeri sangat bervariasi tergantung pada tipe program kuliah dan tempat dimana kamu ingin kuliah, berapa lama proses kuliah yang ingin kamu ambil dan apakah program tersebut dikelola oleh universitas atau organisasi lainnya. Suatu program studi di luar negeri bisa jadi lebih murah, lebih mahal atau kurang lebih sama. Kuliah di luar negeri bisa lumayan terjangkau lho. Banyak perguruan tinggi dan universitas yang menarik biaya pendidikan lebih terjangkau, ada kuliah di luar negeri yang biaya kuliah per semesternya sama besarnya dengan biaya kuliah di dalam negeri. Malah, tak sedikit program studi di luar negeri yang jauh lebih murah daripada di dalam negeri dikarenakan program tersebut adalah program khusus untuk negara berkembang. Bantuan keuangan juga kadang diberikan kepada mahasiswa yang berbakat dan berprestasi khusus. Mendaftar sendiri langsung ke sebuah universitas internasional seringkali bisa menghemat pengeluaran, akan tetapi kamu juga harus hati-hati dan tentunya banyak mencari informasi mengenai kampus yang bersangkutan sehingga kamu bisa menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.

Mitos 2: Kuliah di luar negeri hanya untuk bersenang-senang

Beats-Party-KonfettiFaktanya adalah kuliah di luar negeri merupakan kesempatan untuk belajar, bekerja dan membangun keahlian yang sangat berharga. Memang sih, ada orang-orang yang menganggap kalau kuliah di luar negeri itu seperti liburan, berpesta pora, minum dan bergaul dengan banya orang saja. Beberapa program studi juga tampak seperti liburan yang tersusun, dari satu tempat ke tempat lainnya. Akan tetapi seiring dengan waktu yang terus berganti, kuliah di luar negeri lebih dari sekedar bersenang-senang. Jadi, meskipun memang menyenangkan dan memperluas pergaulan, kuliah di luar negeri juga banyak membuat orang menjadi lebih berpengetahuan, terdidik dan kritis. Hal ini membuat banya lulusan dari universitas luar negeri menjadi pemimpin dan agen perubahan sekembalinya ia ke tanah airnya.

Mitos 3: Kuliah di luar negeri hanya cocok untuk jurusan bahasa dan internasional

Foreign-Language Kenyataannya, semua mata kuliah bisa kamu dapati di luar sana. Kuliah di luar negeri terbuka lebar untuk semua jurusan dari berbagai bidang. Dan yang menjadi nilai lebihnya adalah kamu akan bisa mendapatkan pengalaman internasional. Dulu memang kebanyakan program tak jauh-jauh dari bidang humaniora, tapi sekarang hanya sedikit saja yang kuliah di luar negeri untuk bidang humaniora dan lebih sedikit lagi yang belajar ke luar negeri hanya untuk mengambil jurusan bahasa. Jurusan yang paling banyak diambil adalah jurusan bisnis.

Mitos 4: Kuliah di luar negeri hanya bisa untuk program reguler

Curtin University Faktanya hampir setiap program sarjana dan pascasarjana bisa di-apply oleh siapapun dan kapanpun. Jadi kamu bisa saja ambil transfer ke salah satu universitas luar negeri favoritmu jika memang kamu bisa memenuhi syarat-syarat yang mereka ajukan. Jadi, kuliah di luar negeri tak hanya berlaku untuk program regular saja. Akan tetapi perlu diingat bahwa untuk program transfer mungkin agak sedikit rumit prosesnya apalagi jika ada kesenjangan yang cukup besar dalam kualitas atau level pendidikan dari negara asalamu ke negara tujuanmu. Tak menutup kemungkinan kamu akan diminta mengikuti program adaptasi selama waktu tertentu.

Mitos 5: Kuliah di luar negeri hanya cocok di Eropa

Dan-20130906110351443562-620x349 Kalau ada yang bilang kuliah di luar negeri hanya cocok di Eropa, maka orang itu bisa dibilang sudah ketinggalan zaman. Karena apa, sudah banyak negara di luar Eropa yang menjadi tujuan kuliah. Faktanya, 4 dari 10 negara favorit untuk kuliah berasal dari luar benua biru, yaitu: China, Australia, Kosta Rika dan Argentina. Semakin banyak orang yang memilih negara-negara di luar Eropa sebagai tujuan mereka menuntut ilmu. Apa kamu salah satunya?

Mitos 6: Kuliah di luar negeri hanya untuk orang kaya

rich-woman-bathing-in-dollarsMitos yang satu ini klasik sekali ya? Setelah tahu kalau kuliah di luar negeri tak selalu mahal, tentu kamu bis amenyimpulkan dong kalau mitos yang mengatakan kuliah luar negeri hanya untuk mereka yang kaya raya adalah salah besar. Siapapun kamu bisa kuliah ke luar negeri jika kamu bisa memenuhi persyaratan dan tes yang diberikan. Apalagi banyak sekali beasiswa diberikan kepada mereka yang bertalenta dan berprestasi sehingga tak peduli status sosial, agama, bangsa atau ras mereka, semuanya bisa kuliah di luar negeri dengan bebas.

Mitos 7: Tak banyak beasiswa yang tersedia untuk kuliah di luar negeri

scholarshipHmm, sepertinya mitos yang ini hanya cocok bagi mereka yang malas browsing dan mencari info beasiswa deh. Karena faktanya nih, ada ratusan dan mungkin lebih dari itu jumlah beasiswa yang disediakan oleh berbagai lembaga atau universitas baik pemerintah ataupun swasta yang memfasilitasimu untuk bisa terbang ke negara favoritmu dan belajar di jurusan yang kamu sukai.

Mitos 8: Kuliah di luar negeri hanya memberikan pengalaman travelling saja

vid_nvt_cic_main Ingat, memang benar akan banyak kegiatan travelling yang dilakukan saat kamu kuliah di luar negeri. Tapi ingat bahwa intinya adalah belajar, jadi kamu tentu akan memahami bahwa di dalam setiap kegiatan ada nilai-nilai pembelajaran yang kamu dapatkan. Kuliah di luar negeri membuatmu bisa bertemu dan berinteraksi dengan orang dari berbagai belahan dunia, dengan pandangan dan pola piker yang sangat berbeda. Hal ini akan membuatmu menjadi seorang yang berwawasan luas dan lebih objektif dalam memandang segala sesuatu.  

Mitos 9: Kuliah di luar negeri lama lulusnya

huddersfield Mitos yang ini terdengar agak aneh? Hmm, memang aneh. Lama atau cepat waktu kuliahmu di luar negeri tergantung dirimu sendiri. Tak jauh beda dengan sistem perkuliahan di dalam negeri, program S-1 normalnya ditempuh dalam waktu 4 tahun. Bahkan jika kamu mampu, ada S-1 yang bisa kamu selesaikan dalam waktu kurang dari 4 tahun. Sementara untuk S-2 malah bisa jauh lebih singkat lagi. Semuanya kembali kepada individual masing-masing. Jurusan yang diambil dan level studi juga memengaruhi.

Mitos 10: Lulusan luar negeri kurang dihargai

cats-cambridge-1 Fakta justru membuktikan kalau banyak perusahaan besar dan bergengsi mencari lulusan internasional, terutama perusahaan-perusahaan asing. Nah, tentunya dengan perkembangan perekonomian dimana terdapat banyak sekali perusahaan asing di negara kita, kamu tentu jadi bisa memperkirakan sendiri dong bagaimana prospek lulusan luar negeri. Sudah jelas pastinya, lulusan luar negeri akan makin banyak dicari. Tentu saja semuanya harus diimbangi kualitas yang setara. Ada hal yang ingin anda tanyakan ?  Jangan ragu , silahkan hubungi kami . Konsultasi dengan kami gratis .

Email:  info@konsultanpendidikan.com

Alamat Lengkap Kami