
The Dumpster Project dikabarkan akan selesai dalam tiga tahap, dimulai saat Professor Wilson mulai menghuni ‘rumah’-nya di bulan Februari 2014: berkemah di tempat sampah yang masih kosong melompong seperti foto dibawah.

Sebelumnya pada tahap kedua, atau tahap dimana proyek ini sedang berlangsung, lantai palsu dipasang untuk menyimpan barang-barang Professor Wilson dan sebuah lemari pakaian dengan muatan terbatas.

Selanjutnya, masih dalam tahap kedua, ‘rumah sampah’ ini akan dihubungkan pada saluran listrik dan air. Pengukuran akan disesuaikan dengan seberapa banyak sumber daya yang akan dibutuhkan Profesor Wilson.

Sekarang tempat sampahnya mulai keliatan kayak rumah beneran kan?

Tampak luar dari rumah Professor Wilson, disini keliatan kotak pos dan jendela kecil rumah Professor Wilson.

Professor Wilson bilang bahwa di musim panas, ‘rumah sampah’-nya bisa dengan mudah mencapai suhu diatas 100 derajat Fahrenheit, yang bikin nggak tahan banget di siang hari. Untungnya, ia bisa berlindung di kantornya. Sampai eksterior toilet kompos dan shower dipasang dirumahnya, ia bakal terus bergantung pada fasilitas kampus.

Foto ini diambil dari jendela satu-satunya rumah sampah ini, yang juga berfungsi sebagai pintu.

Nah, kalo foto ini diambil dari ‘langit-langit’, ‘atap yang bisa dibuka,’ atau ‘tutup tempat sampah,’ terserah kamu mau sebut apa, ngebuat rumah sampah ini keliatan jauh lebih keren kalo diliat dari atas, ya kan?

Pada tahap ketiga dan terakhir, yang belum dimulai, tim akan terus menambah komponen dalam rumah, dan memastikan pengunaan 1% dari energi dan air yang digunakan pada rata-rata rumah di Amerika.
Email: info@konsultanpendidikan.com
Published by