7 Pertanyaan Interview Paling Penting yang Ditanyakan Harvard Business School kepada Pelamar

28f0da6 Saat kamu mendaftar kuliah di perguruan tinggi di luar negeri, selain syarat umum seperti kemampuan bahasa dan prestasi akademis yang baik, terkadang kamu juga harus memenuhi panggilan interview oleh perguruan tinggi yang kamu tuju. Yap, beberapa perguruan tinggi di luar negeri memang mewajibkan calon mahasiswa mereka untuk mengikuti proses interview agar dapat melihat eligibilitas calon mahasiswa mereka. Salah satu perguruan tinggi luar negeri yang mewajibkan proses seleksi interview adalah Harvard Business School. Nabil Mohamed, salah satu pelamar Harvard Business School (HBS) yang berasal dari Kairo, Mesir, mengatakan pernah mengalami masa-masa menegangkan ketika ingin diinterview oleh pihak HBS. “Jantungku berdegup sangat kencang,” kenang Mohamed, yang tiba di Amerika sehari sebelum interview setelah terbang selama 20 jam. Saat interview, ia duduk berlawanan dengan dua panitia penerimaan mahasiswa baru HBS, yang satu untuk mengajukan pertanyaan sedangkan yang lain untuk mencatat. Mohamed berkata, kurang dari 60 detik kegelisahannya telah hilang. Sebuah ketenangan telah menggantikan semua kecemasan yang ia bawa ke ruang interview. Ketika ia meninggalkan ruangan interview 30 menit kemudian, Mohamed merasa ia meninggalkan kesan yang baik tapi ada satu kekhawatiran yang membuatnya cemas. Dia tidak tahu jawaban untuk pertanyaan tindak lanjut yang sama sekali tak terduga. Setelah memberitahu pewawancara bahwa ia tertarik untuk memulai bisnis daur ulang styrofoam di Kairo, pewawancara menanyakan tentang perusahaan apa yang membuat produk tersebut. Mohamed sama sekali nggak punya clue. “Saya merasa nggak terlalu baik ketika saya nggak tahu jawabannya,” katanya. Mohamed pun langsung meng-google pertanyaan pewawancara tersebut dan menemukan bahwa Dow Chemical adalah produsen styrofoam terbesar di dunia. Ia lalu menggunakan informasi tersebut untuk merangkai email pasca-wawancara ke HBS, yang merupakan bagian dari proses aplikasi yang diperlukan dalam waktu 24 jam setelah sesi interviewnya dengan pewawancara. Apa yang ia tuliskan tentunya berbuah manis. Mohamed diterima di HBS dan akan segera memulai tahun kedua program MBA nya sebagai editor-in-chief dari The Harbus, surat kabar mahasiswa. Sekarang dia mengawasi publikasi “Unofficial Harvard Business School Admissions & Interview Guide” untuk pelamar. Buku panduan yang baru direvisi ini baru saja dirilis pada tanggal 8 Juli, dengan 125 pertanyaan dan saran tentang cara menjawab setiap jawaban pewawancara dengan harga sebesar US$ 65. (Uang yang didapat dari buku panduan tersebut disumbangkan untuk yayasan yang menerbitkan surat kabar Harbus). Harvard-students-leaving--007 Edisi terbaru dari panduan ini telah direvisi, diperbarui dan terdiri 80 halaman (naik dari 68 halaman tahun lalu dan hanya 40 halaman tahun sebelumnya) dan juga edisi terbesar yang pernah diterbitkan oleh The Harbus. Semua pertanyaan mulai dari yang paling jelas seperti “Mengapa Anda ingin gelar MBA?” sampai pertanyaan yang agak tak terduga seperti “Apa yang akan Anda lakukan jika Anda tidak masuk ke HBS?”. Apa pertanyaan yang paling penting yang HBS tanyakan dalam wawancara penerimaan? Steve Hind, managing editor The Harbus, mengatakan pengalaman pribadinya dan percakapan dengan teman sekelas mengarah kepada daftar beberapa pertanyaan inti di  bawah:
  • Introduce yourself to us. Give us a short personal narrative.
  • Explain the choices you’ve made so far in choosing your undergraduate college and your major as well as your employer and your career.
  • How would a friend describe you? What is your greatest weakness?
  • Tell us about a time when you received feedback from a colleague or a boss?
  • What did you learn by working on the project or for the team you described in your essay?
  • How do you go about solving problems or leading people?
  • What can you tell us about yourself that would surprise us?
Meskipun wawancaranya sendiri terjadi lebih dari setahun yang lalu, Mohamed masih dapat mengingat pertanyaan yang ia dapatkan selama sesi wawancara:
  • What do you think you can add to the class?
  • What is your personal view of leadership?
  • What do you want to do after you get the MBA?
  • What do you like to do outside work?
  • How have the personal challenges you faced helped you grow and made you who you are today?
  • What’s one question you wish you were asked if we had more time?
Lalu bagaimana dengan satu pertanyaan wawancara tentang pabrik pembuat styrofoam yang hampir membuat Mohamed gagal? Dalam email yang ia tulis kepada HBS dalam waktu 24 jam setelah wawancara, Mohamed mengatakan pertanyaan itu membuatnya berpikir secara berbeda tentang ide untuk memulai bisnis daur ulang di Mesir. Jika ia tetap ingin mengembangkan ide tersebut, ia akan berbicara dengan Dow Chemical tentang mengubah struktur kimia styrofoam sehingga menjadi kurang berbahaya atau merusak lingkungan ketika dibakar. Dan kemudian ia menambahkan tentang pandangannya akan mengapa ia ingin belajar di HBS. “Hal ini memperluas wawasan Anda dan membuat Anda mempertanyakan asumsi-asumsi Anda,” katanya. “dan inilah hal yang saya ingin lakukan di HBS.” Ada hal yang ingin anda tanyakan ?  Jangan ragu , silahkan hubungi kami . Konsultasi dengan kami gratis .

Email:  info@konsultanpendidikan.com

Alamat Lengkap Kami

Published by

Tinggalkan Balasan